Kamis, 16 Januari 2020

Ini Dia Perbedaan Beras Perah dan Beras Pulen yang Mungkin Belum Anda Ketahui!




Beras merupakan salah satu bahan pangan yang tidak dapat ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan ada pula ungkapan 'belum makan kalau belum makan nasi'.

Ada macam-macam beras yang ada di Indoneisa. DImulai dari beras putih, merah, coklat ada hitam.

Namun yang perlu anda ketahui lagi, beras memiliki beragam jenis yang beredar di pasaran, seperti beras pulen dan beras pera yang sering menjadi pilihan masyarakat. Ada perbedaan yang perlu diketahui oleh masyarakat soal kedua jenis beras tersebut. Adapun perbedaan tersebut antara lain :


Faktor Genetik

Menurut Nuri, perbedaan beras pera dan pulen ditentukan oleh faktor genetik varietas padi yang mengandung amilosa yang berbeda-beda.

"Perbedaan beras itu ada dalam kandungannya. Jadi, di dalam beras terdapat pati yang menjadi sumber karbohidrat yang dikonsumsi oleh tubuh sebagai sumber energi. Tidak hanya itu, di dalam pati juga mengandung amilosa dan amilopektin," ujarnya.

Beras pulen mengandung sekitar 20 persen kadar amilopektin yang membuat beras menjadi lengket saat menjadi nasi. Sedangkan beras pera memiliki kandungan lebih dari 25 persen kadar amilosa sehingga hasilnya akan keras saat menjadi nasi.


Penyajian

Saat dimasak, beras pera yang keras lebih membutuhkan banyak air daripada beras pulen. Hal itu menyebabkan beras pera lebih mudah dicerna oleh tubuh saat dikonsumsi.

Masak beras pera dengan air yang banyak agar hasilnya tidak keras. Nah karena itulah  saat dikonsumsi jadinya lebih mudah dicerna. Kandungan air yang terdapat dalam beras tersebut membuat seseorang menjadi lebih cepat kenyang.

"Sedangkan beras pulen menyerap sedikit air. Tapi, masyarakat kita lebih senang mengonsumsi nasi pulen karena lebih enak daripada beras pera," tuturnya kemudian.

Manfaat Kesehatan


Meski demikian, menikmati nasi yang terbuat dari beras pera menjadi keuntungan sendiri bagi setiap orang. Saat seseorang memakan nasi pera dengan takaran yang lebih sedikit akan membuat gula darah jadi terkontrol.


"Gula darah jadi terkontrol," ucapnya. Selain itu, nasi pera juga mudah dicerna sehingga tidak menyebabkan nasi menumpuk dalam perut.

Selain itu, beras pera juga dapat diolah menjadi tepung beras. Dari segi kesehatan, tepung beras baik dikonsumsi untuk penderita gluten-intolerant karena tidak mengandung banyak gluten.

Demikianlah penjelasan tentang perbedaan beras perah dan beras pulen. Semoga bermanfaat dan sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar